Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan Untuk Persatuan, Anies Baswedan, menjawab pertayaan hubungan dirinya dengan Presiden menjadi kurang baik setelah dicpot dari Mendikbud. Pertanyaan tersebut diajukan oleh Andy F. Noya ketika Anies hadir sebagai narasumber dalam program televisi Kick Andy Double Check.
Anies menghormati keputusan pencopotannya dari Mendikbud, dan tidak pernah menanyakan alasan pencopotannya. Anies meyakini bahwa Presiden memilki pertimbangan yang matang terkait pencopotannya.
“Ini keputusan politik yang harus dihormati, dan tidak pernah tanya juga kenapa. Seketika presiden memutuskan pasti beliau memiliki pertimbangan yang lengkap. Tentang bagaimana beliau harus menjaga apakah keseimbangan apakah arah dan lain-lain. Dan buat saya itu adalah hak beliau, kita hormati,” kata Anies.
Anies juga menyebut dirinya tidak marah tekait keputusan Presiden tersebut. Anies menyebut, dirinya terus bekerja sama dengan Presdiden ketika menjadbat jadi Gubernur DKI. Saat Anies meminta waktu untuk bertemu, Anies menyebut selalu diberikan waktu oleh Presiden.
“Tidak marah, dan kita terus bekerja bersama ketika kemudian bertugas di Jakarta. Bisa dibilang kapan saja saya minta waktu untuk audiensi, beliau selalu berikan. Dan banyak urusan di jakarta itu yang memerlukan dukungan dari pemerintah pusat. Kapan saya perlu, saya selalu kontak, lapor, diberikan waktunya,” kata Anies.
Pencopotan Anies dari Mendikbud diwarnai dengan tuduhan penyimpangan anggaran tunjangan guru. Justru, Anies menyebut dirinyalah yang melapor penimpangan tersebut. Anies menyebut permasalah tersebut bukan ada pada Kemendikbud melainkan di Kementrian Keuangan.
“Justru itu adalah surat dari kami, kepada Kementrian Keuangan. Menyatakan bahwa, ada begitu banyak uang ditransfer kepada guru, yang gurunya gak ada. Itu justru laporan dari kami, dan itu ada suratnya. Jadi bukan dibalik nih. Jadi itu bukan dari Kemendikbud, itu dari Kementrian Keuangan yang ditransfer langsung kedaerah kepada guru yang kita lihat ini bermasalah, malah kita laporakan,” kata Anies.
Sehingga ketika ditanya mengenai alasan yang tepat mengenai alasan pencopotannya, Anies menjawab hanya Presiden yang mengetahuinya.
“Jadi alasan sebenernya hanya bapak Presiden yang tahu. Dan Presiden nemang memiliki hak untuk mengganti siapa saja dan saya tidak pernah membayangkan namanya sebuah jabatan menempel terus menerus, ada waktunya selesai,” pungkas Anies.